Bon Jovi nama band legenda ini identik banget dengan frontman-nya, Hohn Francis Bongiovi Jr. alias Jon Bon Jovi. Nggak cuma lantaran namanya menjadi identitas band. Tapi kumpulan musisi asal New Jersey yang terbentuk tahun 1983 ini, bisa jadi band papan atas bekat ambisi sang vokalis.
Saat menginjak usia remaja, cowok kelahiran 2 Maret 1962 ini sudah memantapkan niat menjadi seorang rockstar. Ini terlihat dari kebiasaannya menghabiskan waktu di klub malam lokal, Ashbury Park, buat sekadar hang out, mendengarkan musik, atau jamming dengan musisi yang tampil.
Setelah merasa punya modal, pada tahun 1979 Jon membentuk band dengan nama Atlantic Citu Expressway. Meski kelasnya lokalan, nih band lumayan sukses. Tapi, hasil ini belum memuaskan Jon. Mengingat karir yang ingin dicapai tuh orang, tuh lebih tinggi lagi.
Tapi satu hal yang patut dicontoh, ambisi yang dimiliki Jon nggak lantas menutup matanya. Nggak segan-segan, pekerjaan sebagai tukan sapu studio rekaman dilakoninya agar bisa berinteraksi secara total dengan para musisi top. Tempat kerja yang dipilihnya pun studio rekaman legendaris bernama Power Station Studio.
Di sela-sela pekerjaannya, Jon mulai mencoba menulis lagu. Dari tahun 1980 sampai 1983, 50 judul lagu berhasil dikemas. Dari sekian banyak lagu karyanya, Jon memilih lagu berjudul Runaway untuk dibikinkan demo. Rupanya, ada sebuah station radio lokal bernama WAPP yang tertarik. Oleh stasiun radio penggemar musik indie itu, lagu Jon diudarakan. Hasilnya, tuh lagu jadi populer.
Sayangnya kepopuleran lagu tadi belum ada pendukungnya. Pasalnya Jon belum punya band. Buntutnya kontrak rekaman belum bisa didapat. So, kerja keras selanjutnya dimulai lagi. Ia harus mengumpulkan personil buat membentuk band. Musisi yang pertama kali dikontak adalah keybordis David Bryan, yang juda bekas rekannya di Atlantik City Expressway.
Meski nggak seambisius Jon Bon Jovi, keybordis kelahiran 7 Februari 1962 ini juga punya cita-cita berkarir di musik. Buktinya saat Jon menghubunginya untuk bergabung, David baru saja mengalihkan pendidikan dari sekolah kedokteran ke sekolah musik, Julliard Music School, di New Jersey. Lagipula dunianya memang sudah dekat dengan musik sejak kecil.
DAvid sudah bermain piano sejak umur 7 tahun. Bahkan mulai membentuk band bernama Transition saat berumur 14 tahun. Selanjutnya kegiatan sekolah David selalu dibarengi dengan kegiatan musik.
Pas diajak Jon ngeband bareng ladi, David langsung OKE. Keduanya lantas membentuk John Bongiovi & The Wild Ones, band yang jadi cikal bakalnya Bon Jovi. Berbekal nama ini, kedua calon musisi tadi mulai mengirim demo-demo ke sejumlah perusahaan rekaman, bahkan sampa yang berdomisili di Los Angeles.
Meski usaha yang dilakukan cukup gencar, tatap saja belum membuahkan hasil. Pasalnya demo yang dikirim dianggap belum sempurna lantaran band belum lengkap. Jadinya usaha pencarian personil pelingkap dilancarkan lagi. Dan, orang yang beruntung jadi inceran adalah drummer Frankie & The Knockouts, Tico Torres.
Sebenarnya drummer kelahiran 7 Oktober 1953 ini lebih berat ke musik jazz. Sudah begetu lebih berpengalaman pula di dunia musik. Tercatat sebelum dikontak Jon, Tico sudah menyelesaikan 26 album rekaman bersama musisi-musisi top seperti Alice Cooper, Cher, sampai Chuck Berry.
Meski lebih berpengalam dan lebih tua, Tico langsung respek saat bertemu Jon buat pertama kalinya. Meskipun aliran musik yang bakal diusung band baru ini agak beda dengan gaya permainannya, ajakan bergabung tadi langsung diterima.
Masuknya Tico Torres bikin langkah Jon buat memantapkan formasi bandnya agak cepat. Pasalnya Tico mengusulkan nama basis band Jersey bernama Alec John Such buat dipertimbangkan sebagai personil berikutnya. Pasalnya Tico tahu persis kalo ciri permainan Alec bakal klop dengan band bentukan Jon. Latar belakan mereka pernah main bareng dalam sebua band bernama Phantom's Opera jadi referensinya.
Permainan basis kelahiran 14 November 1956 ini ternyata emang klop dengan Jon dan bandnya. Makanya mantan anggota New Jersey All State Orchestra saat masih jadi murid di Rahway Junior High School ini dengan cepat diterima. SAyangnya waktu ini nggak ada yang mengira kalau Alec pada akhirnya harus berpisah duluan dengan mereka.
Empat personil utama sudah lengkap sekarang tinggal posisi yang benar-benar menentukan dan penting bagi sebuah band rock. Gitaris! Mencari seorang gitaris yang berkarakter ternyata bukan persoalan gampang. Makannya Jon nggak lantas langsung menetapkan gitaris resminya. Buat sementara, Jon menunjuk seorang teman yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya, Dave Sabo, sebagai gitaris.
Alasan Jon merekrut temannya sebagai gitaris tanpa audisi lantaran ada tawaran menggung buat bandnya. Event pertama ini adalah penampilan konser para pendukung album kompilasi radio WAPP. Memang sih lagu Runaway yang mereka bawain waktu itu mendapat sambutan yang cukup antusias. Hanya saja Jon belum bisa menerima DAve sebagai gitarisnya lantaran umurnya yang masih muda banget.
Kebetulan sekali sehabis konser seorang pemuda bernama Richie Sambora tiba-tiba mendekati Jon sambil menawarkan diri menjadi gitaris. Promosi Richie waktu itu adalah banya mempunya lagu karangan sendiri, selain permainan gitarnya yang cukup mantap. Tertarik dengan ini, Jon lantas mengadakan audisi khusus.
Nyatanya gitaris kelahiran 11 Juli 1959 ini nggak berlibihan. Saat di audisi semua kemampuan ditunjukkannya. Basic permaian yang dipengaruhi aliran blues milik Eric Clapton memukau Jon dan rekan-rekannya. Terang saja lantaran teknik-teknik istimewa tersebut sudah dikuasainya sejak umur 12 tahun. Belakangan ketahuan kalo gitaris ini juga pua banyak pengalaman di musik. Band-band yang pernah disinggahinyatara lain RebelMercy, Duke Williams $ The Extremes, The Message, The Next, dan Hook. So, Richie pun di terima sebagai anggota kelima band, menggantikan posisi Dave Sabo yang belakangan jadi gitarisnya Skid Row.
Masuknya Richie Sambora sekaligus meresmikan munculnya nama Bon Jovi. Formasi ini benar-benar dahsyat. Mereka hanya butuh waktu 3 tahun sejak terbentuk buat mencapai puncak karir paling tinggi di blantika musik dunia. SEtelah merilis album Bon Jovi (1984) dan 7800Fahrenheit (1986), mereka merilis album masterpiece, Slippery When Wet (1986), yang laku nyaris 10 juta kopi di seluruh dunia.
Nama Bon JOvi pun menjadi top Act. Album-album berikutnya seperti New Jersey (1988), Keep The Faith (1992), dan kompilasi Cross Road (1994), meraup keuntungan besar. Sedemikian besarnya nama Bon Jovi, cabutnya basis Alec John Such pada tahun 1994 nggak juga berpengaruh. Karir Bon Jovi diteruskan dengan album-album yang sama dahsyatnya, seperti These Days (1995), Crush (2000), Bounce (2002), dan This Left Feels Right (2004).
Nggak terasa saat ini usai Bon JOvi sudah memasuki dekade kedua. Bukti kalau mereka mampu bertahan di tengah gencarnya gelombang musik-musik baru. Yang jelas musik mereka nggak pernah kehilangan pamor buat bersaing. Hasil dari sebuah ambisi yang hebat.
0 komentar:
Posting Komentar